Meruginya Bangsa dan Negaraku Akibat Berkiblat Budaya Barat

“Kebudayaan Indonesia mengalami proses pindah kiblat kepada budaya barat”

Kebudayaan barat kian menjamur di tubuh bangsa Indonesia. Lebih spesifik lagi, pada dasarnya dapat di saksikan bahwa korban sesungguhnya adalah generasi muda bangsa Indonesia. Secara langsung ataupun tidak, dapat disadari bahwa saat ini kebudayaan Indonesia tengah bertransformasi dan bergejolak untuk berkiblat terhadap budaya barat. Hal ini secara ilmiah bisa dibuktikan dengan tingkah laku, cara berpakaian, tata cara pergaulan, dan kebiasaan yang semakin merosot dan amoral dikalangan pemudanya.

Pergaulan pemuda semakin bersifat bebas. Hal tersebut adalah dampak dari pengaruh budaya barat. Tata cara berpakaian semakin lama semakin melewati batas kewajaran, dan kebiasaan pantang terhadap aturan dan norma semakin menjadi-jadi. Akibatnya free sex dan narkoba menjalar ke mana-mana.

Tidak semua pengidap HIV diakibatkan oleh freesex dan narkoba, namun pengidap HIV yang dikarenakan oleh hubungan free sex dan jarum suntik narkoba semakin meningkat. Ambil lah contoh di Depok, yang mengalami peningkatan 10 persen setiap tahun sejak tahun 2008. Hal tersebut dinyatakan oleh Irwansyah staf LSM yayasan Stigma wilayah Depok.

Hal tersebut tak hanya terjadi di wilayah Depok saja. Hal serupa terjadi di berbagai wilayah terutama kota-kota besar yang rata-rata pemudanya bergaya hidup ala kebarat-baratan. Tentu pemerintah berupaya untuk mengendalikan musibah seperti ini. APBN pun tak segan-segan di keluarkan untuk mengatasi masalah ini.

Mentri Kesehatan menegaskan pembiayaan Pengendalian HIV-AIDS melalui APBN terus meningkat dari tahun ke tahun. Demikian pula pembiayaan untuk mengadakan obat ARV yang terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 pengadaan obat tersebut mencapai angka sebesar Rp 17.9 M, pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 49.8 M, tahun 2009 Rp 43.2 M, tahun 2010 mengalami peningkatan tajam menjadi Rp 84.2 M dan pada tahun 2011 sendiri sebesar Rp 85.9 M.

Sungguh angka pengeluaran yang fantastis. Secara logika hal tersebut akan terus terjadi selama perilaku negatif seperti free sex dan narkoba tak dapat diatasi maupun dibendung. Dari manakah akar perilaku tersebut? Sudah jelas bahwa perilaku tersebut berasal dari pengaruh Budaya Barat yang selama ini menjadi virus bagi generasi muda.

Pengeluaran negara akan terus bertambah jika hal seperti ini dibiarkan membudaya. Jika saja penyakit seperti ini dapat ditekan jumlah penderitanya, pasti pengeluaran negara pun juga akan berkurang, dan pengeluaran itu dapat dimanfaatkan untuk hal lain seperti pengentasan kemiskinan, pengentasan gelandang dan pengemis, untuk masyarakat fakir miskin, dan problematika bangsa yang sejenis itu tentunya.

Bagaimana hutang Negara ini akan lunas jika pemuda bangsa ini terus diracuni dengan pemikiran budaya barat. Pada awalnya penyebabnya adalah budaya barat, dan pada akhirnya berujung pada pengeluaran Negara. Selama kebudayaan barat menguasai generasi muda, selama itu juga pengeluaran Negara akan terus mengalir menjadi tak terkendali.

Sebagai bangsa yang beradab, sudah barang tentu seharusnya bisa membedakan mana kebudayaan yang baik dan manakah kebudayaan yang buruk tentunya. Sudah barang tentu juga bahwa sebagai bangsa yang beradab, haruslah bisa membedakan mana yang sesuai dengan norma positif ataupun yang tidak sesuai dengan norma positif. Jangan sampai masalah racun peradaban menjadi penyebab hancurnya Negara.

HIV / AIDS

HIV dan AIDS sendiri adalah 2 hal yang berbeda. HIV merupakan virusnya, sedangkan AIDS itu adalah tahap dimana kondisi tubuh menjadi lemah dan gampang terkena penyakit semisal karena bakteri dari udara. AIDS ini merupakan fase di mana sistem kekebalan tubuh melemah. Kadang-kadang orang sering menganggap bahwa HIV dan AIDS itu adalah hal yang sama. Kenyataannya seperti di atas bahwa HIV itu adalah virusnya dan AIDS itu merupakan sebuah fase.
Orang yang terkena HIV secara kasat mata tidak akan terlihat penyakitnya. Tidak seperti bayangan orang-orang bahwa orang yang terkena HIV itu kurus, kering kerontang. Bila dilihat secara kasat mata, penampilan orang yang terkena HIV itu sendiri  sama saja dengan orang-orang normal pada umumnya. Sehingga secara penampilan fisik orang terkena HIV itu sulit dibedakan dengan orang-orang pada umumnya. Meskipun memang kadang-kadang penderita HIV itu sendiri sampai ada yang kurus kering kerontang, namun itu hanya sebagian kecil saja. Hal tersebut bisa saja terjadi apabila dayatahan tubuh si penderita HIV itu sendiri tidak mencapai ukuran yang aman.
Seperti umumnya, penderita HIV melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat memperkuat daya tahan tubuh agar tidak mencapai fase AIDS. Hal yang umumnya dilakukan adalah olahraga seperti futsal, tenis, badminton,dll. Apabila daya tahan tubuh sampai menurun maka hal buruk bisa saja terjadi. Bisa jadi virusnya semakin cepat berkembang karena antibodi tidak sanggup menahan infiltrasi virusnya. Virus HIV ini bisa dikurangi namun tidak bisa dihilangkan. Ada obat khusus untuk mengurangi jumlah virus yang ada dalam tubuh inangnya tersebut.
Penyebab dari HIV itu sendiri ada beberapa hal. Bisa jadi karena perilaku sexual. Agar hal tersebut tidak terjadi maka hal yang bisa dilakukan adalah menghindari sex diluar nikah. Pastikan keluarga bebas dari HIV. Hal lain penyebab HIV itu sendiri misalnya karena jarum suntik dan narkoba. Jarum suntik yang dipakai ketika menyuntikkan narkoba biasa dipakai secara bergantian. Apabila salah seorang yang pernah memakai jarum tersebut pernah terkena HIV maka pengguna selanjutnya dapat dipastikan akan terinfeksi juga. Cara penanggulangannya adalah jangan sekali-kali memakai narkoba.
Salah seorang yang mengalami/ menderita HIV pernah bercerita pada saya bagaimana rasanya ketika ketagihan dengan Narkoba. Sebenarnya bukan hanya ketagihan saja. Kata orang tersebut memang memakai narkoba itu enak. Bisa menimbulkan efek2 dan sensasi yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Namun yang terpenting itu sebenarnya bukan kenikmatan sesaat. Kata orang tersebut pikirkanlah jangka panjang, anda masih muda jangan seperti saya.  Tak hanya mengakibatkan ketagihan, namun lama kelamaan narkoba ini juga mengakibatkan ketergantungan. Kata orang tersebut dari ketergantungan inilah akan muncul istilah sakau. Apabila pengguna narkoba sudah mengalami sakau maka rasanya seperti pusing, panas dan dingin, meriang, tulang terasa ngilu, demam, dll.  Yang jelas terasa 5 kali lipat dari pada sakit tipes. Efek sakau tersebut hanya akan hilang ketika menggunakan narkoba itu lagi. Inilah yang menyebabkan pengguna narkoba menjadi ketagihan narkoba. Berapapun harga narkoba tersebut orang tersebut akan membelinya apabila orang tersebut sampai ketagihan.