Hati-Hati Dengan Status Facebook dan Twitter Anda

Teknologi informasi kian berkembang dari waktu ke waktu. Social Networking telah menjadi sebuah kebutuhan yang tak terpisahkan dari pundak masyarakat. Berbagai Media Social Networking pun semakin berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat.  Facebook, twitter, Friendster, dan berbagai media lainnya turut menyemarakkan dunia maya seakan menjadi sebuah komunitas yang nyata.

Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan ini membawa berjuta manfaat untuk umat. Kesempatan melihat dunia luas semakin terbuka tanpa harus melihat langsung  dunia nyata. Berteman dengan orang luar daerah, atau bahkan luar negri itu menjadi hal yang biasa. Wajar jika peminat Social Networking Media ini langsung banyak dan menjadi populer dengan begitu cepat. Konsep yang ditawarkan begitu menarik dan membuat orang lain mampu terhipnotis dalam rasa ketagihan.

Pengguna mungkin akan merasa puas dan senang saat menggunakan Social Networking Media ini. Namun, kepuasan tersebut seakan-akan menjadi kepuasan di kandang macan jika pengguna tidak mampu berhati-hati dengan apa yang dia kerjakan dengan media tersebut.

Contoh sederhananya adalah penggunaan status. Bisa jadi pengguna media social networking akan merasa puas ketika dia telah mengupdate status. Namun tahukah pengguna tersebut bahwa terkadang ada orang lain yang memanfaatkan status pengguna tersebut untuk melancarkan aksi tindak kejahatan. Mungkin dari sebuah analisa dan contoh kasus berikut dapat diambil hikmahnya:

  1. Ada sebuah keluarga sebut saja keluarga “A”  yang terdiri dari satu ayah, satu ibu, dan satu anak yang semuanya mempunyai akun facebook. Dalam suatu waktu mereka membuat status yang berisi apa yang saat ini mereka sedang kerjakan. Semisal seorang ayah mengupdate status : “On the way to the Office”. Anaknya mengupdate status : “Berangkat sekolah pagi-pagi, haduuh, malesnya”.  Sang ibu pun juga tak kalah gaul. Dia mengupdate status : “Lagi belanja dipasar buat keperluan masak-masak nanti siang :D”. Sekilas tidak akan terasa janggal pada status tersebut. Namun semuanya menjadi sebuah bencana ketika ada pihak lain yang memanfaatkannya. Misal ada pihak lain yang bisa kita sebut maling. Asumsikan bahwa si maling tau siapa saja anggota keluarga “A” dari akun facebook si anak yang di situ tertera siapa saja anggota-anggota keluarganya, dan relationship antara anak dengan keluarganya. Dari status si bapak, ibu dan anak tersebut, dengan saktinya maling meramalkan (menyimpulkan) bahwa rumah keluarga “A” sedang kosong (penghuninya sedang pergi semua). “Kejahatan terjadi karena ada kesempatan”. Dengan pepatah tersebut akhirnya maling pun memberanikan diri untuk merampok rumah keluarga “A” yang kebetulan saat itu tidak ada orangnya. Mungkin saja si maling tau alamatnya rumah keluarga “A” dari info page si anak, bapak, ataupun ibu yang memang sengaja menampilkan alamat rumahnya di info page facebooknya. Mungkin juga si maling memanglah orang yang mengenal keluarga “A”. Seandainya ternyata si anak update status : “Sepi nih… dirumah sendirian lagi”. Kemungkinan terburuknya si Anak bisa diculik atau bisa dibunuh.
  2. Ada seorang user facebook yang mengupdate status facebooknya menjadi dari “complicated” menjadi “single”. Kebetulan ada pihak lain yang mungkin belum pernah dikenal oleh user facebook tersebut, namun si pihak lain tersebut kebetulan sudah menjadi friend dengan user tersebut. Sebutlah user tersebut namanya X perempuan dan pihak lain tersebut bernama Y di facebooknya. Melihat status si X yang berubah, si Y langsung menanggapi dan memberi komentar  “pindah ke aku aja :D, kan udah putus…” dengan tone bercanda. Si X yang penasaran dan belum pernah bertemu dengan Y sebelumnya penasaran dengan si Y. Akhirnya si X mencari tau si Y dengan melihat info dan picture-picture si Y yang telah di unggahnya. Kebetulan si Y mengunggah foto-foto yang bisa dibilang standar orang ganteng dan si X pun terpesona dan tanpa pikir panjang si X langsung menerima bahwa picture-picture tersebut adalah picture asli milik si Y. Dengan serius, pada akhirnya si X menerima tawaran si Y meskipun dia belum pernah ketemuan sebelumnya. Akhirnya si Y mengajak si X ketemuan di suatu tempat.
    Disitulah awal mula bencana dimulai. Si X menerima ajakan si Y tanpa melihat seluk beluk si Y lebih detail terlebih dahulu. Yang ada di pikiran si X adalah wajah ganteng si Y saja. Bencana pun terjadi. Si X diculik di tempat, oleh si Y. Entah di si X di jadikan TKI atau di jual dan diambil organ dalamnya tubuhnya, atau kemungkinan lain yang mungkin saja terjadi.
  3. Suatu hari seorang user facebook dengan nama A mengupdate status : “Hari ini gw apes banget, si andre ngerjain gw terus-terusan”.  Kebetulan user facebook lain sebut saja si B muncul dan mengomentari si A : “trus lu cuman diem lu dikerjain kayak gitu sama si Andre? CEMEN LU?”.  Si A yang merasa harga dirinya terinjak-injak sebagai seorang laki-laki dan diperparah dengan provokasi si B akhirnya membuat sebuah keputusan untuk duel langsung dengan si Andre. Hal mungkin saja terjadi.

Itu lah sedikit contoh problematika status facebook anak masa kini berdasar analisa dan prakiraan. Bisa jadi ada pihak lain yang secara sengaja atau tidak sengaja memanfaatkan status facebook user lain sebagai media untuk melakukan cyber crime terselubung.

Bisa di ambil hikmah, berhati-hatilah dalam membuat status di social network media. Karena tak selamanya mengupdate status itu menguntungkan. Pilah-pilah manfaatnya dan kerugiannya. Gunakan untuk hal-hal yang penting saja.

Idolaku oh Idolaku. Salahkah aku mengidolakanmu?

Secara maknawi, idola adalah seseorang yang dikagumi karena suatu hal yang bisa jadi istimewa dari dirinya. Jika anda menemukan hal apapun yang bisa dikagumi maupun di Istimewakan dari diri seseorang, maka dia bisa menjadi seorang idola. Namun, idola sendiri tak hanya diterapkan untuk suatu hal yang bersifat positif. Sangat disayangkan bahwa ternyata kata idola itu juga disetarakan untuk suatu hal yang negatif sekalipun. Misalnya seperti mengidolakan seseorang karena ke ALAY-annya.

Sungguh sangat tidak penting ketika kita mengidolakan sesuatu terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak patut untuk di contoh. Sadar ataupun tidak, seseorang yang mengidolakan orang lain, pasti baik dari sifat, watak, maupun karakter idola tersebut akan mempengaruhi orang tersebut. Efek mengidolakan seseorang dalam hal yang negatif tentu saja besar. Jika saja hanya satu orang yang terpengaruh, mungkin hal tersebut tidak jadi masalah. Namun, kondisi dan realita bangsa yang terjadi sekarang tidaklah demikian. Bukan dalam bentuk individual seseorang mengidolakan orang lain, namun dalam bentuk jama’ah (orang banyak) walaupun hal yang mereka idolakan sebenarnya tidak beresensi. Akibatnya tentu saja fatal. Contohnya saja banyak orang yang mengidolakan orang lain dan rela menjadi fans beratnya, padahal orang yang diidolakan itu tergolong diidolakan misal saja karena ke alay-annya. Efeknya banyak orang yang ikut-ikutan alay. Akhirnya orang-orang tersebut menjadi orang yang tak produktif. Kalau satu orang tak produktif hidup di Indonesia pun tak jadi masalah, namun kalau sudah sampai menembus angka berjuta-juta jiwa, itulah yang kita sebut sebagai masalah besar.

Salahkah ketika kita mengidolakan seseorang? Banyak hal yang perlu kita tinjau kembali saat kita menjadikan seseorang menjadi idola kita. Kita harus memandang dari berbagai sudut pandang tentunya. Apakah hal yang kita idolakan dari seseorang itu membawa sisi positif, ataukah malah sisi negatifnya? Apakah hal yang kita idolakan itu patut kita contoh atau kah sebaliknya? Apakah hal yang kita idolakan itu esensif ataukah tidak? Apakah hal yang kita idolakan itu akan membawa manfaat untuk masa depan yang lebih baik atau malah tak berpengaruh apapun terhadap masa depan kita?

Melihat beberapa parameter di atas, sebenarnya ada satu manusia yang benar-benar pantas dijadikan idola. Tentu saja idola itu adalah Nabi MUHAMMAD SAW. Idola seharusnya adalah orang yang pantas untuk dijadikan teladan. Idola adalah orang yang mengajarkan kebaikan dan bukan sebaliknya. Idola adalah seseorang yang mengajarkan esensi hidup baik. Jika masih belum tau siapa nabi Muhammad, maka bacalah dan cari taulah di Sirah Nabawiyah. Di situlah kita dapat menemukan sosok luar biasa nabi Muhammad SAW. Jangan idolakan BoyBand, karena tak ada manfaatnya. Jangan idolakan GrupBand, karena juga tak ada manfaatnya. Jangan idolakan preman, karena sama sekali tak bermanfaat. Idolakan orang yang benar agar kita juga menjadi orang benar. Muhammad adalah Idola terbaik sepanjang masa.

Awas! Anak suka Nonton Sinetron? Bahaya…


“Penyebab hancurnya peradaban bangsa adalah perilaku buruk generasi muda yang sudah mengakar dan menancap dalam, lalu menjadi sebuah budaya”

Pada dasarnya sinetron merupakan singkatan dari kata “sinema” dan “elektronik”.  Dari dua kata ini saja kita sudah dapat mengartikan bahwa sinetron adalah sebuah sinema yang disiarkan melalui media elektronik. Acara seperti ini biasa di tayangkan melalui televisi.

Sinetron merupakan hiburan yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Hal ini menjadi sebuah hal yang membudaya di penjuru masyarakat luas. Acap kali setiap orang yang punya televisi juga suka menonton sinetron.

Dalam sebuah penelitian Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah NTT Mutiara Mauboy mengatakan sebanyak 81% anak di provinsi kepulaun itu menghabiskan waktunya setiap hari menonton televisi bersegmen hiburan dan sinetron. Sebagai sampel data hal tersebut bukanlah sesuatu yang asing lagi.

Dengan tidak menafikkan fakta tersebut secara tak langsung, maka ada sebuah fakta yang cukup mengejutkan. Dengan sampel berupa fakta tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar dari anak-anak bangsa telah terjangkit oleh VCS (Virus Cinta Sinetron). Virus yang mempunyai notabene sebagai media penghibur.

Lantas mengapa di sebut sebagai virus? Virus adalah parasit yang diam-diam namun mematikan. Tak lepas dari hal tersebut, jika di analogikan bahwa sinetron adalah virus, maka berarti bahwa sinetron itu mempunyai daya parasit yang sangat hebat. Dan yang perlu digaris bawahi bahwa pemikiran manusia lah sebagai inang yang akan ditempeli oleh parasit tersebut (sinetron).

Secara sadar ataupun tidak bangsa ini sedang dijajah pemikirannya. Dan yang lebih mengejutkan perlu diakui bahwa sinetron merupakan bentuk penjajahan pemikiran tersebut. Statement ini sangat realistis, sejalan dengan fakta linkungan yang terjadi di Negara Indonesia saat ini. Banyak perubahan pola hidup di era ini, terutama di kalangan pemuda. Perilaku dan norma positif di masyarakat zaman dahulu akan sangat berbeda jauh dengan zaman sekarang. Tata cara bergaul orang zaman dahulu lebih baik dari pada yang terjadi saat ini.

Perlu diakui bahwa fakta-fakta tentang perubahan dari zaman-kezaman ini tidak  lazim. Selazimnya adalah perubahan ke arah yang lebih baik, dengan meninggalkan keburukan. Namun faktanya adalah perubahan kearah yang lebih baik ada namun, perubahan kearah keburukan pun juga tak kalah dominan. Inilah bentuk penjajahan pemikiran yang kurang lebihnya berasal dari sinetron.

Cara berpakaian artis pun ditiru oleh anak-anak muda zaman sekarang. Padahal cara berpakaian itu tidak semuanya baik dan memenuhi norma positif yang berlaku, namun ditiru mentah-mentah dan dijadikan sebagai hal yang fashionable dan ngetrend. Akhirnya hal yang demikian lambat laun dianggap sebagai sebuah kewajaran. Dengan demikian, terjadilah degradasi moral di tiap zaman dari hasil penjajahan pemikiran tersebut, meskipun sedikit demi sedikit dan tak begitu frontal. Pada akhirnya tak hanya cara berpakaian saja yang ditirukan, namun pola hidup artis juga mereka tirukan. Secara tidak sadar, budaya tersebut merupakan budaya barat yang secara kearifan lokal, tingkat nilai kepositifannya jauh dibawah kearifan lokal yang sebenarnya ada di Indonesia. Secara logis dapat di perkirakan dengan kondisi seperti ini tak lama lagi budaya Indonesia akan benar-benar sama dengan budaya barat.

Bukti dari perubahan-perubahan perilaku masyarakat terutama dikalangan pemuda adalah sudah maraknya free sex. Jika dibandingkan dengan pemuda zaman dahulu, maka persentase free sex itu akan terlihat jauh. Perilaku free sex mengembang di Indonesia dengan persentase yang terus menaik dari tahun ke tahun.

Kapan kah penjajahan pemikiran tersebut mulai terjadi? Secara simpel dan sederhana bisa dikatakan bahwa penjajahan itu dimulai sejak anak-anak masih berusia dini. Ketika masih kanak-kanak, seseorang akan mudah di tempeli dengan kebudayaan-kebudayaan yang bernotabene aman, namun memiliki makna terselubung. Anak-anak akan lebih mudah diracuni pemikirannya sehingga pemikiran tersebut menjadi sebuah cara pandang (paradigma) yang wajar tanpa membedakan itu baik atau buruk. Pada akhirnya cara pandang tersebut akan membawa seorang anak kepada sebuah kebiasaan yang dianggapnya sebagai suatu kebiasaan yang wajar tanpa peduli seperti apa pandangan orang lain terhadap hal tersebut. Kebiasaan tersebut akan menjadi budaya apabila seluruh orang disekitarnya juga memiliki sebuah pemikiran yang sama secara kontekstual dan mendukung kebiasaan tersebut. Hal ini akan menjadi sebuah awal mula infiltrasi budaya lain ke dalam budaya lokal. Lambat laun proses infiltrasi tersebut akan menyebar dan mewabah jika tidak segera dilakukan penanganan.

Dari manakah awal mula munculnya pemikiran-pemikiran yang bertolak belakang dengan kearifan lokal budaya di Indonesia? Melihat kondisi-kondisi tersebut akan dapat disimpulkan bahwa awal mulanya adalah dari sinetron. Perhatikan saja konten sinetron-sinetron di Indonesia saat ini. Sama sekali tidak ada yang berbau pendidikan. Budaya dan pola hidup yang ditawarkan sinetron juga buruk dan lebay. Akhirnya pemirsa sinetron bersangkutan juga ikut-ikutan lebay. Bisa jadi mulai dari cara bicara, berjalan, berpakaian, dan hal-hal lainnya akan sangat berefek di masyarakat luas.

Untuk mencegah hal ini terjadi perlu sebuah tindak lanjut dan perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. Apabila hal seperti ini dibiarkan, budaya Indonesia lama-lama akan hilang dari peradaban.

Ingat lah bahwa anak-anak adalah penerus generasi dimasa yang akan datang. Perlu pendidikan yang benar dan matang. Terlebih lagi bahwa ada fakta yang menunjukkan, keteladanan merupakan faktor utama pembentukan kepribadian anak-anak. Jika teladannya sudah salah, maka kepribadiannya juga akan salah. Jika teladannya tokoh sinetron, maka kedepan jangan salahkan siapapun jika tokoh sinetron tersebut menjadi role model (peran model) dan contoh anak tersebut dalam berperilaku dari berbagai aspeknya. Dan yang perlu diperhatikan adalah jika hal tersebut terlanjur menjadi kebiasaan, maka akan sangat sulit mengubahnya, karena kebiasaan itu berasal dari pemikiran yang sudah terlanjur mengakar di hati dan pikirannya. Sama halnya dengan pohon beringin yang akan sulit di cabut karena akarnya sudah menancap dalam dan bercabang-cabang. Berikanlah teladan yang baik kepada calon-calon penggenggam masa depan bangsa.

Awas bahaya berlarut-larut melihat sinetron!!!…….

Resensi : SIRAH NABAWIYAH

Pengarang : Syaikh Shafiyyur Rahman Al Mubarakfury

Penerjemah : Kathur Suhardi

Cetakan : Kesatu, Agustus 1997

Tebal : 583 halaman

Penerbit : PUSTAKA AL KAUTSAR

E-mail : kautsar@centrin.net.idredaksi@kautsar.co.id

Sebagai umat Islam tentu seharusnya punya semangat dan daya juang yang tinggi. Namun terkadang sebagai umat Islam banyak orang-orang yang hanya mengenal saja bahkan tanpa mengetahui asal-usul (sejarah), atau lebih parahnya tidak mengenal sama sekali dan hanya ikut-ikutan Islam. Hal itu kadang-kadang menjadikan seseorang tak mempunyai semangat ke Islaman yang kuat. Sebagai seorang Islam maka haruslah mengetahui dan mengetahui seluk-beluknya.

Selain itu sebagai seorang muslim seharusnya bisa belajar untuk mencintai Nabi Muhammad SAW yang akan dinantikan syfa’atnya di akhirat nanti. Oleh karena itu sebagai seorang muslim maka perlu mengenal Nabi sekaligus Rasulnya agar bisa mencintai dan setidaknya tahu tentang Nabi Muhammad SAW. Bagaimana mencintai jika tidak mengenali?

Maka dari buku “Sirah Nabawiyah” lah akan ditemukan hal-hal tersebut. Salah satunya adalah karangan Syaikh Al Mubarakfury. Kitab (Sirah Nabawiyah) karangan beliau ini merupakan salah satu kitab yang berhasil memenangkan kompetisi penulisan sejarah Islam dan keluar sebagai pemenang utama (juara pertama). Di dalam kitab Sirah Nabawiyah ini dijelaskan berdirinya peradaban Islam mulai dari keadaan suku quraisy di awal sebelum peradaban islam, kemudian asal mula nasab Nabi Muhammad, hingga Nabi lahir sampai Nabi Muhammad meninggalkan dunia. Dalam buku ini juga disertakan bagaimana sejarah berdirinya Islam dan bagaimana Nabi Muhammad dan para sahabat memperjuangkannya, bahkan sampai titik darah penghabisan. Dijelasakan juga bagaimana cara Nabi Muhammad SAW tahun dan secara sembunyi-sembunyi dan pasti hingga akhirnya sampai beliau hijrah ke Madinah dan membangun pemerintahan Islam yang kuat hingga akhirnya beliau kembali ke Makkah lagi dengan kemenangan Islam dan berhasil merebut kembali Makkah dari tangan suku Quraisy, sampai beliau menunaikan Haji Wada’, dan hingga akhirnya sampai menjelang detik-detik kepergian sang Nabi. Di dalam kitab ini juga dijelaskan berbagai macam pertempuran yang telah dilewati oleh Nabi dan para Syuhada’ di medan perang dan kegigihan para Syuhada’ untuk melindungi Nabi dan Agamanya.

Kelebihan dari Kitab ini adalah bahasa yang digunakan tidak rumit (untuk yang terjemahan), kemudian dicantumkan referensi-referensi yang memperkuat bukti kapan tepatnya suatu kejadian itu terjadi. Kitab ini juga mencantumkan sumber-sumber buku sebagai rujukan sehingga tidak perlu repot jika ingin mencari kebenaran dari referensi yang digunakan oleh kitab ini. Dari segi harga, kitab ini bisa dipandang ekonomis untuk sebuah ilmu dan kitab yang sangat tebal ini. Harganya sekitar Rp 56.000,00.

Kekurangan dari buku ini hampir tak terlihat sama sekali. Semuanya cukup clear. Setiap kejadian yang ada diceritakan dengan hampir secara lengkap dan detail. Mulai dari perang, pencegatan/isolasi daerah dagang kepada kaum Quraisy, hingga beberapa perang yang batal dan tak terjadi. Meskipun terlihat cukup clear, namun ketika pembaca melihat ke buku sejarah Islam selain kitab ini maka akan terlihat sedikitnya ada beberapa hal yang kurang dalam buku ini. Seperti kurang sedikit lengkap dalam beberapa kejadian. Namun InsyaAllah hal itu sudah tertutupi dengan bahasa karangan yang sangat bagus dan berkualitas, sehingga menimbulkan kesan puas untuk para pembaca.

Itulah yang sekiranya dapat disampaikan dalam meresensi kitab ini. Agar lebih jelas, disarankan kepada para pembaca untuk membaca kitab ini secara langsung.

Resensi : Zero to Hero

Judul : “ZERO to HERO”

Penulis : Solihin Abu Izzudin

Penerbit : Pro-U media

Tahun : Februari 2006

Halaman : 300 halaman.

Email penerbit : proumedia@gmail.com

Buku ini merupakan salah satu buku motivator yang sangat bagus. Dengan subtitle “Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Pribadi Luar Biasa”, buku ini lebih mengundang banyak peminat/pembaca buku untuk membaca buku ini. Buku ini memberikan motivasi untuk menggali potensi yang ada dalam diri seseorang, dengan memberikan contoh-contoh teladan yang ada di zaman Rasulullah SAW. Dari segi bahasanya, bahasa yang digunakan dalam buku ini lebih ke bahasa gaul anak remaja zaman sekarang ini. Sehingga menambah ketertarikan dan membuat orang ketagihan untuk membaca buku. Buku ini terkesan lebih menarik dengan adanya bait-bait puisi ataupun pantun yang ada di dalamnya.  Misalnya seperti ini :

Gunung kan kudaki

Lautan kan kusebrangi

Sawah-sawah kucangkuli

Lapangan pun kan kusapu tiap hari

Asal sukses dapat kuraih

Dalam buku ini kita sebagai pembaca lebih ditekankan untuk meneladani para tokoh-tokoh Islam yang ada dalam buku tersebut seperti seorang Imam Syafi’I yang dulu menjadi mufti kecil di usianya yang masih kecil, dan juga ditekankan bagi kita untuk dapat memanfaatkan momentum-momentum , waktu, dan massa yang ada dengan sebaik mungkin tanpa harus mensia-siakan waktunya.

Kelebihan buku ini jika dipandang dari sudut harga termasuk dalam kategori murah. Untuk buku setebal 300 halaman kita hanya perlu merogoh kantong dengan uang kira-kira kurang dari 30.000 rupiah. (less than/  harga buku < 30.000).

Namun, selain kelebihan buku ini juga memiliki kekurangan. Misalnya seperti banyaknya pengulangan beberapa hal yang pernah disampaikan sebelumnya. Tapi hal ini juga bisa di pandang sebagai kelebihan. Mungkin penulis bermaksud untuk menekankan bukunya pada hal yang diulang-ulang tersebut. “Belilah dan selamat membaca, agar kamu lebih mengetahuinya, gak akan nyesel kok, dapet ilmu dapet tau, dapet derajat di sisi-Nya”.

Mohammad SAW

Mohammad is a wonderful prophet who has not only good appearance but also perfect inner beauty. From the appearance aspect, Mohammad is handsome. There are a lot of evidences to prove it. Kuzai’ah said that he looked imprison, handsome and sweet. Furthermore, every source said that Mohammad’s face very clean, alight, and graceful. From the inner beauty aspect, Mohammad has perfect personalities. His heart is full of love for his followers. In Addition, Aisyah R.A said that Mohammad’s character is Al-Qur’an. It means that Mohammad character is very good. According another source, Mohammad also has four prophet characteristics. There are sidiq, tabligh, amanah, and fatonah. These characters strengthen Mohammad’s inner beauty. Therefore, a lot of people said that Mohammad is a perfect prophet.

This is the example of description.

FUNGSI DAN PROSEDUR

Prosedur adalah pendefinisian suatu langkah dengan melalui tahap-tahap tertentu. Sedangkan fungsi itu adalah sebuah transformasi akibat dari pemetaan suatu nilai ke nilai lain. Tujuan dari fungsi dan prosedur adalah untuk mempermudah pemrogram dalam memprogram suatu program. Tujuan lain dari prosedur adalah untuk mempersingkat suatu program. Misalnya saja kita akan melakukan langkah yang sama namun secara berulang-ulang. Kita tak perlu untuk menulis algoritmanya secara berulang-ulang. Yang perlu untuk kita lakukan adalah dengan menuliskannya dalam sebuah prosedur atau pun fungsi, sehingga ketika kita membutuhkannya kita tinggal memanggil prosedur atau fungsi tersebut dalam program yang kita buat. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembuatan fungsi dan prosedur adalah parameternya. Fungsi dan prosedur memiliki parameter. Parameter ada dua jenis yaitu parameter formal dan yang satunya adalah parameter actual.
Karena cukup panjang kalau saya jelaskan maka saya ambil contoh pada bahasa pascal saja.
Untuk parameter actual adalah parameter yang digunakan untuk memanggil prosedur ataupun fungsi, sedangkan parameter formal adalah parameter yang ada pada fungsi atau prosedur. Antara parameter formal dan actual ini akan saling berasosiasi, jadi urutan dan jumlahnya pun harus sama dan harus diperhatikan. Berikut ini adalah penjelasan terpisah untuk fungsi dan untuk prosedur :
1. Fungsi
Pada fungsi ini parameter formal dan actual dibutuhkan. Fungsi sendiri menghasilkan suatu nilai dengan tipe hasil sesuai dengan apa yang telah didefinisikan oleh pemrogram. Fungsi ini akan selalu mengupdate dan menghasilkan suatu nilai.
Berikut ini akan saya berikan contoh sebuah program yang menggunakan fungsi dalam pascal :
Program pakai;
Uses crt;
Var
A,b,c : integer;
Function jumlah(u,t:integer):integer;
Begin
u:=u+1;
t:=t+1;
jumlah:=u+t;
End;
Begin
Clrscr;
Readln(a);
Readln(b);
c:=jumlah(a,b);
writeln(‘hasilnya adalah ’,c);
Readln;
End.
Dalam contoh program diatas coba anda perhatikan baik-baik. Untuk pemanggilan fungsi itu diassign(dimasukkan) ke dalam variable c, karena hasil dari suatu fungsi itu sendiri merupakan asebuah nilai.
Untuk cara pemanggilan fungsi ada 2 cara. Misalnya yaitu :
1) variable:=nama_fungsi(parameterinputan)
2)writeln(nama_fungsi(parameterinputan))
Sedangkan sintaks untuk mendefinisikan fungsinya adalah sebagai berikut:

Function nama_fungsi(parameterinput:tipeparameter):tipehasil;

Tracking program pakai
————————————————————————————————————————————- Misalnya saya memberikan inputan pertama 3, sedangkan yang kedua adalah 2, maka artinya nilai a=3, dan b=2.
Kemudian memanggil fungsi jumlah. Dalam fungsi jumlah ini menggunakan parameter input berupa variable a dan variable b yang telah memiliki nilai 3 dan 2.
Masing-masing parameter input/ parameter actual akan berasosiasi dengan parameter formal sesuai dengan urutannya
Kemudian variable a akan berasosiasi dengan variable u pada fungsi, sedangkan variable b akan berasosiasi dengan variable t pada fungsi.
Maka u=a dan t=b, u bernilai 3, dan t bernilai 2. Nilai u adalah u+1, maka nilai u adalah 3+1 yaitu 4, sedangkan nilai t adalah t+1, maka nilai t adalah 2+1 yaitu 3.
Fungsi jumlah memiliki hasil yang bertipe integer. Hasil dari fungsi jumlah tersebut adalah u+t
Maka fungsi jumlah bernilai 4+3 yaitu 7;
Kembali ke program utama, variable c diassignkan(diisikan) dengan fungsi jumlah, itu berarti bahwa c = jumlah, maka c = 7, maka dilayar akan dioutputkan hasilnya yaitu angka 7.

2. Prosedur
Didalam prosedur untuk membuatnya kita bisa menggunakan parameter yang berupa parameter input/output, atau parameter input saja. Bisa juga tanpa parameter. Kalau dalam fungsi harus ada parameternya, maka dalam prosedur tidak menggunakan parameterpun tidak apa.
Mengenai jenis parameter dalam pascal ada dua jenis. Yang pertama itu adalah parameter input saja, kemudian yang kedua adalah parameter input/output. Maksudnya adalah :
**Parameter input : parameter yang menerima inputa dari sebuah variable, namun parameter ini tidak mengubah ataupun mengupdate nilai.
**Parameter input/output : parameter yang menerima dua tugas sekaligus, yaitu sebagai penerima inputan sekaligus sebagai pengupdate nilai.
Penulisan sintax dalam pascalnya untuk membuat prosedur adalah :

Procedure nama_prosedur(variabelinput:tipevariabel ; var variabelinputoutput:tipevariabel);

Catatan: Kata var dalam sintax diatas menunjukkan bahwa variable tersebut berfungsi sebagai parameter input output. Atau sering disebut I/O.
Sedangkan sintax pascal untuk memanggilnya adalah sebagai berikut:

Nama_prosedur(parameter aktual);

Untuk lebih jelasnya perhatikan program dibawah ini :
Program ubah;
Uses crt;
Var
First:integer;
Second:integer;
Procedure ganti1(var a,b:integer);
Var
Temp:integer;
Begin
temp:=a;
a:=b;
b:=temp;
writeln(a,’-‘,b);
End;
Procedure ganti2(a,b:integer);
Var
Temp:integer;
Begin
temp:=a;
a:=b;
b:=temp;
writeln(a,’-‘,b);
End;

Begin
Clrscr;
Readln(first);
Readln(second);
Ganti1(first,second);
Ganti2(first,second);
Writeln(first,’-‘,second);
Readln;
End.
Misalnya saya memberikan inputan first dengan angka 1, kemudian second saya inputkan angka 2,
Maka akan muncul outputan dilayar :
2-1
1-2
2-1
Agar lebih jelas sebaiknya ditracking saja
Pertama first diinputkan 1, second diinputkan 2, maka nilai first adalah 1 dan second nilainya 2.
Kemudian memanggil prosedur ganti1, variable first berasosiasi dengan variable a sedangkan second akan berasosiasi dengan variable b, maka nilai a=1, b=2.
Nilai ditukar dan dioutputkan, maka nilai a menjadi 2 dan b menjadi 1. Setelah itu nilai dioutputkan dan muncul dilayar 2-1.
Kemudian karena parameter parameter formal ada tulisan var nya, maka variabel yang ada dibelakang kata var dalam parameter formal tersebut bertipe input output, maka nilai dari a dan b akan diupdate.
Karena nilai a dan b menjadi 2 dan 1 maka a beasosiasi dengan first dan b berasosiasi dengan second, sehingga nilai first menjadi 2, dan second menjadi 1.
Pemanggilan prosedur ganti1 selesai.
Sekarang kita dapatkan nilai first=2 dan second=1.
Kemudian memanggil prosedur ganti2.
Maka first akan berasosiasi dengan a sedangkan second akan berasosiasi dengan b.
Setelah itu nilai a dalam prosedur ganti2 menjadi 2 sedangkan b menjadi 1.
Maka berikutnya a dan b akan ditukar dalam prosedur tersebut, sehingga nilai a adalah 1 dan b adalah 2.
Kemudian dioutputkan kelayar dan hasilnya adalah 1-2.
Karena tidak ada kata var di dalam parameter formal di prosedur ganti2 maka nilai a = 1 dan b=2 hanya berlaku dalam prosedur ganti 2 itu saja, dan nilai tidak akan diupdate, sehingga variabel first dan second nilainya tetap tidak berubah seperti pada saat sebelum memanggil prosedur ganti2, yaitu first tetap 2 dan second tetap 1.
Pemanggilan prosedur selesai, kemudian akan dilanjutkan dengan mengoutputkan nilai first dan second, maka akan mengoutputkan tulisan 2-1 pada layar.

MACAM-MACAM TAG HTML Vol 1

Pada halaman ini akan saya jelaskan mengenai macam-macam tag HTML beserta fungsinya.
Berikut contoh-contoh tag HTML dan Fungsinya:

Contoh tag yang daapat dipakai untuk tulisan berupa kalimat, karakter, ataupun kata:

  • tag <b>..</b> fungsinya untuk menebalkan huruf
  • tag <i>…</i> fungsinya untuk memiringkan huruf (membuat huruf cetak miring)
  • tag <u>…</u> fungsinya untuk mencetak huruf bergaris bawah
  • tag <strong>…</strong> pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan tag <b>..</b>
  • tag <font>..</font> digunakan untuk menempatkan selector-selector dan propertinya untuk membuat style suatu huruf pada suatu kata, kalimat, maupun character
  • tag <blink>…</blink> digunakan untuk membuat tulisan berkedip
  • tag <marquee>…</marquee> digunakan untuk membuat tulisan berjalan

Tag tingkat paragraf misalnya adalah,

    • tag <pre>…</pre> fungsinya adalah untuk membuat format suatu paragraf ataupun alinea seperti yang telah kita tentukan pada kodingan.

Contoh konkritnya adalah misalnya kita ingin membuat suatu break line, maka kita tak perlu tag <br>…</br>. Cukup menggunakan tag <pre>…</pre> , kemudian cukup tekan enter pada bagian yang akan diberi kan break line.

  • tag <p>…</p>  tag ini berfungsi untuk membuat paragraf .
  • tag <h1>…</h1> tag ini berfungsi untuk membuat heading tipe yang ke-1
  • tag <h2>…</h2> tag ini berfungsi untuk membuat heading tipe yang ke-2
  • tag <h3>…</h3> tag ini berfungsi untuk membuat heading tipe yang ke-3
  • tag <h4>…</h4> tag ini berufngsi untuk membuat heading tipe yang ke-4
  • tag <h5>…</h5> tag ini berfungsi untuk membuat heading tipe yang ke-5
  • tag <h6>…</h6> tag ini berfungsi untuk membuat heading tipe yang ke-6

Nah… Cukup Sekian dan Terimakasih 🙂

Untuk vol 2 / part 2 nya silahkan klik link di bawah ini.
https://teknologiforever.wordpress.com/2012/06/30/html-part-2/

Pengertian Algoritma

Upss……

Algoritma ya…..!!!!
Beginilah hidupnya anak informatika…. Setiap hari musti ada yang namanya algoritma. Algoritma itu sendiri apa sih? Algorima itu merupakan deskripsi langkah-langkah pelaksanaan dari suatu proses. Setiap langkah dalam algoritma itu dinyatakan dalam sebuah pernyataan atau istilah lainnya adalah instruksi. Instruksi itu sendiri berisi sebuah aksi yang akan dilakukan.  Bila sebuah pernyataan dieksekusi maka akan dikerjakan sebuah aksi yang bersesuaian dengan instruksi tersebut.

Tentang dasar algoritma sendiri sebenarnya ada 3 macam bentuk struktur dasar dari algoritma. Apa sajakah itu??? Inilah dia bentuk bentuknya:

Pertama adalah runtutan , sering kita sebut dengan sequence. Sebuah runtutan itu terdiri dari satu atau lebih pernyataan dan setiap pernyataan itu ditulis dalam satu bari atau dipisahkan dengan tanda semicolon atau sering disebut titik koma ( ; ). Tiap pernyataan dikerjakan secara berurutan mulai dari awal sampai akhir sesuai dengan urutannya di dalam teks algoritma. Sebuah instruksi akan dilaksanakan setelah instuksi sebelumnya selesai dilaksanakan. Bila urutannya diubah, ada kemungkinan hasilnya pun juga akan berubah

Saya misalkan saya menulis sebuah urutan demikian

Algoritma urutan mau minum:

  • Ambil air
  • Tuangkan ke gelas
  • Minum air yang ada di dalam gelas

Atau demikian yang lebih singkat

Algoritma urutan mau minum:

  • Ambil sebotol air
  • Teguk air yang ada dalam botol

Dua algoritma di atas pada dasarnya bertujuan sama yaitu untuk urutan mau minum, tetapi caranya berbeda, namun coba anda bedakan dengan algoritma dibawah ini

Algorima urutan mau minum:

  • Minum air
  • Tuangkan ke gelas
  • Ambil air

Tidak  akan mungkin kalau algoritma di atas akan menghasilkan suatu hasil yang sama dengan yang sebelumnya. Itu karena urutannya tidak benar.

Saya punya contoh lain…..

Coba berfikir!!!

Bagaimana algoritma untuk menukarkan isi dari dua buah ember  berisi air yang misalnya masing-masing ember saya beri variabel A dan B (isi ember A menjadi isi ember B dan sebaliknya)?masing-masing ember berisi air penuh.

Tidak mungkin kalau kita akan langsung menuangkan ember A ke B atau sebaliknya. Karena embernya kan penuh. Misalnya kita tuang langsung ember A ke ember B pasti airnya akan tumpah.

Jadi hal yang harus kita lakukan adalah tambahkan sebuah variabel lagi yang kosong, misalnya ember C yang kosong. Hal yang kita lakukan adalah sebagai berikut

Status awal :

Proses Pertukaran :

Masukkan isi ember A kedalam ember C

Masukkan isi ember B kedalam ember A

Masukkan isi ember C kedalam  ember B

Status akhir yang dihasilkan:

Yang ke dua adalah pemilihan,  Ada kalanya suatu perintah itu di lakukan apabila pada kondisi tertentu. Misalnya saat kita melanggar peraturan pemerintah, kita akan dipenjara. Langkah tersebut dapat kita tuliskan sebagai berikut :

Jika kita melanggar peraturan pemerintah, maka kita akan dipenjara

Pernyataan diatas dapat kita tulis dalam pernyataan pemilihan (selection-statement), atau disebut juga pernyataan kondisional, sebagai berikut:

If kodisi then Aksi

Kalau kita definisikan dalam bahasa indonesia if artinya adalah jika dan then artinya adalah maka. Kondisi tersebut dapat bernilai benar ataupun salah. Seperti yang kita lihat pada contoh kalimat di atas, misalkan jika kita benar melanggar peraturan pemerintah , maka aksi yang dilakukan adalah kita akan dipenjara, namun jika kita tidak melanggar peraturan pemerintah, maka kita tidak akan dikenai aksi apapun.

Namun, adakalanya ketika kita ingin membuat pernyataan kondisional yang pasti dikenai suatu  aksi baik kondisi bernilai benar maupun salah kita dapat mendeklarasikannya sebagai berikut :

If kondisi then aksi1

Else aksi2

Misalkan saja untuk kondisi seperti di bawah ini :

Jika tinggi > 165 maka tinggi selain itu pendek

Jadi ketika tinggi kita lebih dari 165 maka kita tergolong tinggi dan selain itu ( ≤ 165) kita tergolong pendek.

Dalam algoritma dapat kita tulis

if tinggi > 165 then panjang

else pendek

Adakalanya juga ketika sebuah pernyataan kondisional bersarang. Kita sering menyebutnya nested if atau if bersarang.

Contohnya seperti di bawah ini:

if nilai>80 then output(‘A’)

else if nilai>60 then

output(‘B’)

else if nilai>50 then

output(‘C’)

else if nilai>30 then

output(‘D’)

else output(‘E’)

{endif}

Algoritma yang dicek berurutan mulai dari if yang pertama sampai if yang terakhir secara berurutan

Jadi ketika inputan nilai adalah 40 maka akan dicek dari atas, apakah 40 itu lebih dari 80?Karena tidak, maka lanjut ke proses berikutnya. Apakah 40 lebih dari 60?Karena 40 tidak lebih dari 60 maka lanjut ke if berikutnya. Apakah 40 lebih dari 50? Karena tidak maka lanjut ke if berikutnya lagi. Di cek lagi apakah 40 lebih dari 30?Karena perbandingan tersebut bernilai benar maka akan menghasilkan outputan D . Sedangkan kondisi berikutnya tidak akan ikut dieksekusi karena kondisi sudah terpenuhi.

Kemudian,

Yang ketiga adalah perulangan,

Pernahkah anda dihukum menulis sesuatu misalnya “aku berjanji aku akan jadi anak baik” sebanyak 500 kali? Apakah anda melakukan hal tersebut? Apakah anda menulisnya seperti dibawah ini?

1.aku berjanji aku akan jadi anak baik

2.aku berjanji aku akan jadi anak baik

3.aku berjanji aku akan jadi anak baik

Sampai yang ke500.

Sebenarnya itu bagus, tapi kurang efektif. Tangan anda pasti akan serasa putus jika melakukan hal tersebut terus-menerus.

Sebenarnya ada cara lain yang lebih efektif, yaitu dengan memakai algoritma. Seperti apakah itu?Perhatikan Algoritma dibawah ini:

Repeat 500 timesOutput(‘aku berjanji aku akan menjadi anak baik’)

Singkatkan!!!!!!

Bagaimana?Cukup dengan menuliskan algoritma di atas anda jadi orang yang efektif. Tak perlu capek-capek menulisnya sebanyak 500 kali.

Itulah hebatnya komputer. Komputer itu tidak akan lelah dan bodsan ketika mengerjakan sesuatu yang sama secara berulang-ulang, berbeda dengan manusia, manusia akan cepa t lelah dan bosan ketika melakukan sesuatu secara berulang-ulang.

Perulangan itu digunakan ketika ingin melakukan proses yang sama dan berulang-ulang.

Berikut ini merupakan beberapa struktur Algoritma dalam pengulangan:

Repeat N times Aksi

Yang artinya aksi diulang dan dikerjakan sebanyak N kali

Kemudian struktur lainya adalah:

Pencacah travesal [1..N] Aksi

Kalau di pascal seperti “for….. to …..do…….”

Maksudnya adalah untuk pencacah dari satu sampai N kerjakan aksinya.

(pencacah harus bersifat suksesif, maksudnya adalah pencacah harus punya successor ataupun predesessor). Pencacahnya misalnya sesuatu yang bertipe char ataupun integer.

Struktur berikutnya adalah:

while kondisi do aksi

Maksudnya selama kondisi terpenuhi (bernilai benar) maka aksi akan dilakukan sampai kondisi tidak terpenuhi

Kemudian ada algoritma  yang berbentuk seperti ini :

Repeat Aksi

Until kondisi

Maksudnya adalah lakukan aksi hingga kondisi terpenuhi ( kondisi bernilai true).

Yups…..Mungkin Cuma itu saja struktur dasar dari algoritma, kalau anda ingin mengembangkan  silahkan saja.

Bikin Type Buatan/Bentukan

Kalau bikin type buatan itu di pascal sama algoritma nya beda….

misal di algoritma:

type pecahan:<pembilang:integer, penyebut:integer>

Kalau di pascal gini ni

type pecahan=record

pembilang:integer;

penyebut:integer;

end;

Gitu…………..

kalau cara pemanggilan sih sama aja….

misalkan mau di kasih inputan….. Caranya

Di  variabel global di definisikan dulu contoh tipe bentukannya

misalnya:

var

p1,p2 :pecahan; {p1 maksudnya pecahan1 dan p2 maksudnya pecahan2}

Terus pada program utama jalankan , kalau di algoritma:

Input(p1.pembilang);

Input(p1.penyebut);

Input(p2.pembilang);

Input(p2.penyebut);

sedangkan kalau di Pascal:

readln(p1.pembilang);

readln(p1.penyebut);

readln(p2.pembilang);

readln(p2.penyebut);

Nah, dengan cara itu kamu akan bisa memasukkan nilai pecahan1 pembilangnya dan penyebutnya. kemudian kamu juga akan memasukkan nilai pecahan2 pembilang dan penyebutnya.